Rabu, 12 Desember 2012

Oleh: Abd. Rahman M. 
Hutan merupakan penghasil oksigen dan menjadikan bumi tetap bertahan sampai sekarang ini. Hutan merupakan penghasil oksigen yang mana menjadi kebutuhan kita sebagai makhluk hidup, khususnya manusia untuk proses respirasi bersama hidrogen akan membentuk air yang merupakan cairan utama dalam struktur penyusunan tubuh.
Walau hutan merupakan penghasil oksigen, namun nasib hutan kini semakin mencengangkan alias menyedihkan. Hal ini akibat banyaknya eksploitasi sumber daya alam, terutama lahan hutan yang dijadikan indistri, yang berubah fungsi jadi perkebunan secara massal, dijadikan perumahan, perkantoran dan lain-lain.

Menurut sumber (harian Analisa 26 April 2012) di Sumatera Utara sendiri saja berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan nomor 44 tahun 2005 tentang penunjukan kawasan hutan di wilayah provinsi Sumatera Utara bahwa luas lahan hutan di Sumatera Utara mencapai 3.742.120 Hektar. Ironisnya sebagian lahan beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, pertambangan, hingga pada pemekaran daerah.

Hutan memang menjadi primadona selain karena kayunya yang memiliki nilai sangat tinggi di dalam hutan juga terkandung sumber daya alam dan sumber hayati. Oleh karena hutanlah maka bumi dapat dilindungi dari terjadinya kekeringan, kebanjiran, cuaca panas, dan cuaca buruk akibat topan yang sangat merugikan makhluk hidup terutama manusia.

Namun ironisnya manusialah aktor utama di balik kehancuran hutan itu sendiri. Hutan berfungsi sebagai pencegah kekeringan di mana hutan mampu menyimpan berjuta-juta kubik air yang siap dialirkan ke sungai-sungai berupa mata air dan uap air ke udara sebagai proses awal timbulnya hujan.

Akhir-akhir ini kita sudah tak bisa lagi atau jarang menjumpai langit cerah berwarna kebiru-biruan. Bahkan cuaca sangat tidak bersahabat. Terik mentari sangat mendidih. Penulis sendiri sangat malas ke luar rumah bila siang hari dikarenakan teriknya mentari yang sangat menyengat. Beberapa penyebab timbulnya perubahan iklim di kota Medan khususnya dan dunia umumnya disebabkan karena naiknya kadar CO2 (karbondioksida) dan CFC (chlorofluorocanbon) yang berasal dari bahan penyemprot, bahan alat pendingin, asap knalpot yang berasal dari mesin, asap industri, asap pembakaran kayu atau hutan, dan perubahan tata guna lahan.

Konsentrasi CO2 (karbondioksida) diatmosfir telah naik dari 290 ppm menjadi 350 ppm selama seratus tahun terakhir dan diperkirakan akan mencapai 400 ppm hingga 550 ppm pada tahun 2030. Jumlah ini diperkirakan tidak akan berkurang selama tumbuh-tumbuhan dan hutan semakin ramping dan semakin banyaknya CO2 (karbondioksida) yang dihasilkan oleh industri, kendaraan, dan lain sebagainya.

Kita sebagai makhluk hidup yang berakal sudah sangat familiar bukan dengan kata "satu pohon sangat berarti bagi kehidupan". Benarlah ungkapan tersebut bahwa pohon sangat berguna dan berperan besar dalam menghasilkan oksigen. Maka pemukiman yang padat penduduk terutama daerah perkotaan haruslah mengupayakan penanaman berbagai macam vegetasi.

Peranan tumbuh-tumbuhan sebagai ekosistem kota dapat berbentuk taman, jalur hijau, kebun, dan pekarangan bagi yang memiliki areal agak luas. Kita harus mencerna makna hutan itu sendiri bahwa hutan adalah paru-paru dunia, Hutan menyerap CO2 (karbondioksida) dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk 02 (oksigen) yang menjadikan kita masih hidup lumayan sehat di dunia ini. Selain sebagai paru-paru dunia hutan juga berfungsi mengatasi pencemaran udara. Hutan mampu menangkal polutan gas atau butiran padat.

Terakhir kita harus menyadari bahwa betapa pentingnya peranan hutan atau tumbuh-tumbuhan dalam menyerap gas CO2 (karbondioksida). Jangan sampai kita baru tersadarkan setelah dampak nyata yang benar-benar buruk terjadi atau kita alami. Maka penting bagi kita menjaga hutan. Memang kita tak bisa menjaganya sendirian dan membutuhkan peranan pemerintah. Namun tak ada salahnya kita memulai dari diri sendiri dengan menanam pohon atau tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah kita. Sekali lagi hutan adalah paru-paru dunia, jangan sampai hutan gundul meluluhlantakkan dan bencana datang menyapa.
Berikut ini ada video tentang penghijauan, yang berminat silahkan lihat saja dengan mengklik link dibawah ini:
video penghijauan

(Penulis adalah peminat masalah lingkungan dan budaya).

Tidak ada komentar: